Langsung ke konten utama

Dosen yang Tegas: Perlu Dicontoh

Walaupun yang dilakukan seorang dosen ini biasa saja, perlu dicontoh. Jika semua dosen bisa tegas begini, maka di masa datang kita akan mempunyai pemimpin-pemimpin yang bermutu. Tidak yang suka mencontek dan tidak meremehkan sebuah proses pendidikan akademik.

 

Dipukul karena Tak Luluskan Bupati Kampar, Dosen: Dia Sering Nyontek!

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Senin, 05/03/2012 13:14 WIB

Yusrizal/Chaidir AT-detikcom

Pekanbaru Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Hukum di Persada Bunda Pekanbaru, Yusrizal (55) punya alasan kuat tak meluluskan mata kuliah Hukum Adat untuk Bupati Kampar Jefry Noer. Menurutnya, bupati yang juga mahasiswanya itu jarang masuk kuliah dan sering nyontek!
"Saya tidak mengeluarkan nilainya, karena mahasiswa ini jarang masuk. Dan selalu saja hasil ujiannya nyontek dari orang lain," kata Yusrizal di Hotel Pangeran, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Senin (5/3/2012).
Yusrizal mengaku tidak mungkin memberi nilai kepada sang bupati. Tugas-tugas kuliah juga sering diabaikan.
"Saya minta ngerjakan tugas soal Hukum Adat, yang dia berikan ke saya Hukum Ekonomi. Lha saya ini kapan jadi dosen Ilmu Hukum Ekonomi," kata Yusrizal.
Mantan PNS Panitera di Pengadilan Negeri Bangkinang, Kampar, itu mengaku tak hanya dipukul, tapi juga diancam dibunuh. Ancaman itu disampaikan usai pemukulan dan disaksikan beberapa mahasiswa lainnya.
"Dia bilang ke saya, Anda jangan coba-coba ya melaporkan masalah ini. Saya akan bunuh kamu," kata Yusrizal.
Bupati Kampar Jefry Noer adalah mahasiswa S1 di sekolah tinggi tersebut. Nilai Hukum Adat selama dua tahun tak keluar.
Catatan detikcom, Jefry Noer termasuk bupati kontroversial. Sekitar tahun 2004 silam, Jefry pernah konflik dengan guru di Kabupaten Kampar. Dia mengusir guru saat mempertanyakan dana soal pendidikan.
Sikap Jefry yang dinilai arogan, menyulut kemarahan kaum 'Oemar Bakrie'. Ribuan guru dan siswa turun ke jalan. Aksi ini mendapat simpati dari seluruh PNS di Pemkab Kampar. Lebih dua pekan, pemerintahan lumpuh total.
Jefry sebelumnya kepada detikcom, membantah memukul sang dosen. "Jangankan memukul, menjentiknya pun tidak. Silakan saja lapor ke Polda Riau. Saya juga akan balik lapor, karena ini pencemaran nama baik," kata Jefry Noer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN MELELAHKAN DI HOTSPOT J.CO

Hari Minggu 13 April 2008 lalu saya mampir di J.CO Donuts & Coffe di Bintaro Plaza. Sambil mencicipi kopi latte seharga Rp26 ribu, yang tentunya cukup mahal bagi kantong orang sekelas saya, saya mencoba mengakses Internet dari Hotspot café ini.  Setelah membayar di kasir dan menunggu antrian dari seorang pria peracik kopi yang tidak terlalu ramah, saya kemudian dipanggil untuk mengambil kopi saya yang masuk dalam antrian. Kalau tidak bertanya, ternyata petugas kopi café ini tidak menawarkan langsung akses gratis hotspot ke Internet yang dipromosikan café ini.   Setelah saya bertanya, apa password hotspot -nya, barulah diberi tulisan password di kertas bill saya, yaitu "hazelle dazele". Cukup bingung, saya tanya ke petugasnya, apakah password itu pakai spasi atau tidak. Dia jawab, “Tidak”. Kemudian, saya mencoba men- setup akses dengan O2. Aneh juga, signal hotspot -nya hilang-hilang timbul.  Yang cukup kuat malah dari café Ola La yg berada di lantai 2. Setelah b

Menafsirkan Kerugian Negara

Teringat Kasus Indosat-IM3 dan munculnya diskusi kerugian perekonomian negara, saya jadi teringat lagi dengan tulisan lama saya beberapa dekade lalu yang sayang untuk dibuang di KONTAN EDISI 36/IV Tanggal 5 Juni 2000.   Menafsirkan Kerugian Negara Rudy M. Harahap Pengamat Akuntabilitas dan Transparansi Pemerintah                                       Saya pernah bertanya kepada mahasiswa di kelas, ketika menyajikan kuliah akuntansi perbankan. Menurut saya, pertanyaan ini mestinya cukup sulit dijawab: "Misalkan Anda menjadi manajer bank dan ada kredit nasabah yang macet. Tentu, Anda tidak ingin gara-gara kredit macet ini kinerja Anda dinilai jelek. Apa yang akan Anda lakukan?" Ternyata, beberapa mahasiswa merasa tak sulit menjawab pertanyaan itu. Dengan enteng, mereka menjawab: "Ya, diskedul ulang saja, Pak. Terus, naikkan plafon pokok utangnya. Selisih antara pokok utang yang lama dengan pokok utang yang baru dikompensasikan saja ke tunggakan cicilan pokok dan tung

MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘REM’ DAN ‘GAS’ DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Secara regulasi, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015  ternyata telah mengarahkan perubahan birokrasi kita dari yang dulunya kebanyakan berorientasi pada peraturan ( rules-oriented)  menjadi berorientasi kinerja ( performance-oriented). Dengan kata lain, regulasi kita telah mengarahkan agar kita berubah dari tadinya lebih menekankan pada pengendalian administratif ( administrative control ) menjadi lebih menekankan pada pengendalian hasil ( results control ). Namun, nyatanya, masih banyak yang ragu-ragu dan mempertanyakan apakah kita mesti lebih berorientasi pada peraturan atau lebih berorientasi pada kinerja  (Hartanto, 2018) . Keraguan terkait orientasi tersebut konsisten dengan keluhan beberapa kali Presiden Joko Widodo ketika melihat perilaku birokrasi kita. Ber kal -kali ia telah menyatakan bahwa organisasi sektor publik di Indonesia (baca: instansi pemerintah) kebanyakan menggunakan sumber dayanya ( resources ) hanya untuk ke