Pulau Tidung
Tanggal 25 Desember 2012 lalu saya sempat berkunjung ke Pulau Tidung. Kunjungan ini sebenarnya merupakan kunjungan yang tidak direncanakan. Secara kebetulan ada keluarga yang mengajak ke pulau tersebut. Secara sekilas saya juga pernah mendengar pengembangan pariwisata di Pulau Tidung dari sebuah radio. Bahkan, ada twitternya.Pariwisata yang digalakkan ke Pulau Tidung adalah pariwisata berbasis komunitas. Artinya, kita sebagai turis menginap di rumah warga sekitar. Tadinya, saya tidak membayangkan akan seperti apa tinggal di rumah warga. Rupanya, sudah banyak rumah warga yang dimodifikasi agar bisa dinikmati oleh para turis.
Perjalanan ke Pulau Tidung dengan kapal kecil dari Muara Karang menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Harga tiket kapal Rp40 ribu per orang. Kalau ingin cepat, kita bisa juga menggunakan jet foil, tetapi berangkat dari Marina Ancol dengan tiket sekitar Rp240 ribu per orang. Waktunya sangat pendek, sekitar satu jam.
Kapal kecil dari Muara Karang telah dilengkapi pelampung yang memadai. Jadi, cukup yakinlah untuk segi keselamatan. Lagi pula, kalaupun ada gangguan kapal, penumpang tidak akan terdampar terlalu jauh karena jalur yang dilewati tidak jauh dari pulau-pulau sekitarnya. Kemungkinan kalau ada masalah penumpang akan terdampar ke pulau terdekat.
Tadinya, saya tidak merencanakan menginap di Pulau Tidung. Namun, ketika tiba di sana, kapal yang kembali ke Muara Karang sudah berangkat lebih awal. Tidak ada kapal lagi untuk kembali setelah pukul 12.00 WIB. Tampaknya juga memang wisata ke Pulau Tidung sudah diarahkan untuk menginap.
Harga penginapan tidak terlalu mahal. Untuk sebuah rumah dengan 2 kamar, sekitar 300 – 400 ribu. Ada ruang tamu di dalamnya dengan 2 kamar mandi. Dengan demikian, cukup banyak menampung orang sebenarnya. Kalau ingin menyewa rumah yang 1 kamar dan ada ruang tengahnya, harganya sekitar 200 – 300 ribu.
Wisata di Pulau Tidung cukup banyak. Dengan penduduk sekitar 5 ribu orang, di sana kita bisa berwisata ke Pantai Cinta, di sebelah Timur. Di sana ada Jembatan Cinta. Di lokasi ini, kita bisa berwisata dengan Banana Boat. Harganya sekitar 150 ribu per boat yang bisa diisi 5 orang. Anda juga bisa melakukan penyelaman snorkeling melihat keragaman hayati bawah. Harganya sekitar 35 ribu per orang.
Banana Boat
Selain itu, Anda juga bisa melihat matahari terbenam di pantai sebelah Barat. Katanya, di sana ada rumah pangung kecil, tetapi saya tidak sempat ke sana. Saya sempat ke dermaga Utara. Kita bisa melihat nelayan yang baru bersandar. Sayangnya, pantai di sebelah Selatan mengandung banyak limbah dari Jakarta. Bahkan, ada lampu bohlam. Ini akan membahayakan anak-anak kecil yang berwisata ke sana. Padahal, pantai sebelah Selatan ini berpasir dan cukup bagus.
Namun, untuk kuliner di pulau ini sangat menyenangkan. Kita bisa makan malam seafod dengan harga terjangkau. Jika Anda beruntung, kunjungi rumah makan tenda yang menjual kepiting dengan rasa yang memikat. Juga udang segarnya. Kami ada 20 orang yang ikut makan malam menghabiskan sekitar 1,2 juta. Cukup murah bila dibandingkan makan seafod di Jakarta.
Saya sempat ngobrol dengan salah satu nahkoda Pak Suhadi orang asli Pulau Tidung. Dia bilang, kalau kita mau berwisata ke sana juga bisa menggunakan travel. Asalkan jumlah di atas 12 orang. Tarifnya 280 ribu per orang. Ini sudah termasuk penginapan satu malam, ongkos kapal pulang-pergi, bersepeda, snorkeling, dan barbeque di malam hari.
Ayoo susun agenda Anda ke sana. Siapkan lebih awal karena Jumat – Senin biasanya hari-hari sibuk di sana.
Komentar