Langsung ke konten utama

[e-KTP][Proyek e-KTP sudah Sesuai Prosedur?]

Anda yakin, Agustus 2011 bakalan online semua?

Hmmm…

Proyek e-KTP sudah Sesuai Prosedur

Penulis : Anata Syah Fitri

Senin, 04 Juli 2011 20:54 WIB     

Proyek e KTP sudah Sesuai Prosedur

KTP Elektronik---ANTARA/Dewi Fajriani/ip

JAKARTA--MICOM: Kementerian Dalam Negeri menyatakan proses tender e-KTP telah berjalan sesuai prosedur. Sekretaris Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Elfius Dailaimi menyatakan proyek e-KTP akan terus berjalan karena pemenang tender telah ditetapkan melalui proses yang telah diawasi BPKP.
"Silakan saja kalau mau melaporkan. Pemenangnya kan sudah ditetapkan," ujarnya, ketika dihubungi Media Indonesia, Senin (4/7).
Elvius pun membantah adanya pinjaman dari China terkait penggunaan merek AFIS L One pada proyek e-KTP.
"Semuanya murni rupiah," lanjutnya.
Dia mengatakan, tidak ada perjanjian apa pun dengan China, terkait dengan penggunaan L One.
Dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi II, Elfius menjanjikan e-KTP maupun NIK akan selesai dan bisa diakses secara online pada awal Agustus 2011.
"Kalau anggota dewan mau melihat betul, pada Agustus dijamin sudah online ke 197 kota kecamatan di Indonesia," katanya di gedung DPR, Senin.
Menurutnya, pelaksanaan proyek tersebut di lapangan akan diawasi tim supervisi yang beranggotakan sekitar 400 orang. (NA/OL-11)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘REM’ DAN ‘GAS’ DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Secara regulasi, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015  ternyata telah mengarahkan perubahan birokrasi kita dari yang dulunya kebanyakan berorientasi pada peraturan ( rules-oriented)  menjadi berorientasi kinerja ( performance-oriented). Dengan kata lain, regulasi kita telah mengarahkan agar kita berubah dari tadinya lebih menekankan pada pengendalian administratif ( administrative control ) menjadi lebih menekankan pada pengendalian hasil ( results control ). Namun, nyatanya, masih banyak yang ragu-ragu dan mempertanyakan apakah kita mesti lebih berorientasi pada peraturan atau lebih berorientasi pada kinerja  (Hartanto, 2018) . Keraguan terkait orientasi tersebut konsisten dengan keluhan beberapa kali Presiden Joko Widodo ketika melihat perilaku birokrasi kita. Ber kal -kali ia telah menyatakan bahwa organisasi sektor publik di Indonesia (baca: instansi pemerintah) kebanyakan menggunakan sumber dayanya ( resources ) ...

KENAPA SPBU PETRONAS GAGAL BERBISNIS DI INDONESIA?

Muncul publikasi di media tentang ditutupnya SPBU Petronas di Indonesia. Akhirnya, perusahaan unggul milik pemerintah Malaysia ini hengkang juga dari Indonesia. Sebenarnya, saya telah lama melihat keanehan SPBU Petronas ini. Setiap saya melewatinya, bisa dibilang hampir-hampir tidak ada pengunjungnya. Keanehan kedua, menurut saya, pemilihan lokasinya yang tidak tepat. Hal ini berbeda sekali dengan SPBU Shell. Walaupun harganya mahal mengikuti harga minyak dunia, SPBU milih Belanda ini masih memiliki pengunjung yang lumayan. Salah satu sebabnya adalah pemilihan lokasi yang tepat. Saya menjadi bertanya, kenapa perusahaan sekaliber Petronas bisa salah menempatkan SPBU-nya di Indonesia. Anehnya, Petronas dengan semangat langsung memasang jumlah pompa yang banyak. Bandingkan dengan SPBU Shell yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasar. Saya menduga ada 2 penyebab kesalahan strategi Petronas tersebut. Keduanya terkait perencanaan masuk ke pasar. Dugaan pertama saya, Petronas salah ...

INOVASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN QR CODE

Bagi pemerintah daerah, program efisiensi anggaran Presiden Prabowo telah memberikan tekanan yang keras. Mereka harus segera mampu membiayai sendiri pembangunan daerahnya masing-masing.  Jika mereka ingin tetap   bertahan ( sustain ) ke depan, mereka tidak bisa lagi bekerja dengan sistem ataupun kultur lama. Mereka harus segera berubah.  Untuk membiayai sendiri pembangunan daerah, mereka harus melakukan berbagai inovasi yang akan memungkinkan kemandirian fiskal daerah.  Jika hal itu tidak dilakukan, tentu Presiden Prabowo bisa memilih alternatif lain, seperti melakukan penggabungan ( merger ) pemerintah daerah yang tidak mandiri secara fiskal.  Sebab, dengan perubahan yang cepat di tingkat global, tidaklah mungkin jika ke depannya Pemerintah Pusat masih mempertahankan pemerintah daerah yang tidak mampu membiayai gaji dan tunjangan pegawainya secara mandiri. Hal ini sudah begitu membebani anggaran Pemerintah Pusat. Agar bisa bertahan dan mempunyai kemandiria...