Langsung ke konten utama

Inovasi di Balik Kegundahan Pemerintah

Setelah pertarungan di DPR, siapapun pemerintahnya saat ini akan menghadapi situasi yang sangat sulit. Di satu sisi, pemerintah menghadapi kemungkinan dibatalkannya undang-undang yang memungkinkan pemerintah menaikkan harga BBM. Di sisi lain, pemerintah juga dalam posisi kesulitan untuk membiayai investasi dalam negeri. Di satu sisi pemerintah tidak boleh menaikkan harga BBM, di sisi lain pemerintah tidak boleh menambah hutang luar negeri dengan cara yang fleksibel. Jika Anda dalam posisi tersebut, tentu bisa terbayang pusingnya Anda dalam posisi pemerintah.

 Pada tulisan ini, saya tidak akan membahas tentang posisi yang dapat menimbulkan kegundahan tersebut. Saya lebih fokus terhadap pertumbuhan. Jika mayoritas anggaran telah dialokasikan untuk kebutuhan subsidi dan belanja operasional, tentu tidak banyak lagi anggaran yang tersedia untuk investasi. Akibatnya, pertumbuhan nasional tidak bisa seperti yang diharapkan. Yang terjadi adalah kita memelihara status quo. 

Jika saya dalam posisi pemerintah, tentu saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Mengeluh tidaklah pada waktunya saat ini. Apalagi gundah. Sebagai pemerintah, saya akan mengambil langkah-langkah inovatif. Salah satunya, adalah mengembangkan public private partnership agar investasi dapat terus bertumbuh. Anda punya inovasi lain jika dalam posisi pemerintah? Silahkan di-posting di sini. Siapa tahu pemerintah menjadi terinspirasi. Tidak gundah atau galau lagi.

Komentar

Anonim mengatakan…
Inovasi :
Agar dibangun dan diimplementasikanenergi alternatif -AU :)
Mitos Gagal Panen mengatakan…
Kalau saya tidak akan mengomentari apa yang dilakukan pemerintah, karena saya tidak mungkin bisa sebaik pmerintah, dan hanya akan berdo'a semoga langkah yang mereka ambil tepat.

salam kenal gan, berkunjung dan berkomentar balik ya
Anonim mengatakan…
Sudah banyak yg mempunyai ide inovasi, silahk klik link ini :
https://www.facebook.com/questions/10150720530187641/

:)

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘REM’ DAN ‘GAS’ DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Secara regulasi, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015  ternyata telah mengarahkan perubahan birokrasi kita dari yang dulunya kebanyakan berorientasi pada peraturan ( rules-oriented)  menjadi berorientasi kinerja ( performance-oriented). Dengan kata lain, regulasi kita telah mengarahkan agar kita berubah dari tadinya lebih menekankan pada pengendalian administratif ( administrative control ) menjadi lebih menekankan pada pengendalian hasil ( results control ). Namun, nyatanya, masih banyak yang ragu-ragu dan mempertanyakan apakah kita mesti lebih berorientasi pada peraturan atau lebih berorientasi pada kinerja  (Hartanto, 2018) . Keraguan terkait orientasi tersebut konsisten dengan keluhan beberapa kali Presiden Joko Widodo ketika melihat perilaku birokrasi kita. Ber kal -kali ia telah menyatakan bahwa organisasi sektor publik di Indonesia (baca: instansi pemerintah) kebanyakan menggunakan sumber dayanya ( resources ) ...

Internal Auditor dan Jasa Consulting

Pernyataan berikut sering muncul: “Bahwa BPKP itu fungsinya audit. Audit itu mencocokan apakah sesuatu sesuai dengan suatu standar tertentu. Jadi harus ada standardnya dulu. Kemudian ada pekerjaan atau proses melakukan sesuatu (yang diatur oleh standardnya) terlebih dulu. Baru kemudian bisa di audit. Oleh BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan? Nah kalau BPKP mendampingi … mestinya ya nggak tepat ??? Kapan meng-audit dan assessment-nya? Kalau ada yang menyimpang, yang salah yang menyimpang atau yang mendampingi?” Hal itu tidaklah salah total. Sebab, masyarakat awam selama ini sering menganggap bahwa kegiatan auditor hanyalah membandingkan antara apa yang diimplementasikan di lapangan dengan apa yang seharusnya. Kegiatan audit ini biasanya dikenal sebagai compliance audit yang sebenarnya hanyalah salah satu peran yang dapat diberikan oleh internal auditor sebagai bagian dari jasa assurance. Padahal, sebenarnya banyak kegiatan jasa assurance lainnya yang dapat diberikan auditor. Ar...

KENAPA SPBU PETRONAS GAGAL BERBISNIS DI INDONESIA?

Muncul publikasi di media tentang ditutupnya SPBU Petronas di Indonesia. Akhirnya, perusahaan unggul milik pemerintah Malaysia ini hengkang juga dari Indonesia. Sebenarnya, saya telah lama melihat keanehan SPBU Petronas ini. Setiap saya melewatinya, bisa dibilang hampir-hampir tidak ada pengunjungnya. Keanehan kedua, menurut saya, pemilihan lokasinya yang tidak tepat. Hal ini berbeda sekali dengan SPBU Shell. Walaupun harganya mahal mengikuti harga minyak dunia, SPBU milih Belanda ini masih memiliki pengunjung yang lumayan. Salah satu sebabnya adalah pemilihan lokasi yang tepat. Saya menjadi bertanya, kenapa perusahaan sekaliber Petronas bisa salah menempatkan SPBU-nya di Indonesia. Anehnya, Petronas dengan semangat langsung memasang jumlah pompa yang banyak. Bandingkan dengan SPBU Shell yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasar. Saya menduga ada 2 penyebab kesalahan strategi Petronas tersebut. Keduanya terkait perencanaan masuk ke pasar. Dugaan pertama saya, Petronas salah ...