Langsung ke konten utama

Hati-Hati Penipuan HP Tertinggal di Bandara

Minggu lalu saya ada kegiatan di Batam. Di sana, saya memberikan materi terkait kebijakan dan kelembagaan bagi calon assessor. Secara kebetulan, ketika saya sedang presentasi, saya mendapat telepon dari rumah. Saya tidak bisa menjawab. Tidak lama kemudian, saya call kembali ke rumah. Anak saya yang menerima telepon bingung. Dia bilang, bukannya HP-nya tertinggal di bandara?

Rupanya, sebelumnya ada orang yang menelepon ke rumah dan menginfokan HP saya tertinggal di bandara. Untungnya, anak saya sekedar mengiyakan saja. Padahal, satu hari ketika tiba di Batam, saya sudah meng-call ke rumah. Bagaimana mungkin HP tersebut tertinggal di bandara, duga anak saya.

Yang cukup menjadi pertanyaan saya adalah, kenapa rumah saya di-call ketika saya sedang presentasi? Jangan-jangan salah satu orang yang ada di ruangan tahu saya sedang presentasi. Jika saya sedang presentasi, tentu keluarga saya di rumah tidak bisa melakukan konfirmasi ke HP saya, kan?

Jangan-jangan, sekarang ini kelompok penipu HP sekarang sudah berpindah ke hotel di Batam. Saya mencoba melihat di internet apakah ada cerita semacam ini. Rupanya tidak ada. Tetapi, penipuan terkait dengan penjualan HP dari Batam rupanya sangat banyak. Jangan-jangan modus mereka sudah berpindah ke hotel-hotel berhubung banyaknya perusahaan yang mengadakan acara di Batam. Jika Anda mengetahui ini, tolong di-share agar tidak ada yang menjadi korban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘REM’ DAN ‘GAS’ DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Secara regulasi, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015  ternyata telah mengarahkan perubahan birokrasi kita dari yang dulunya kebanyakan berorientasi pada peraturan ( rules-oriented)  menjadi berorientasi kinerja ( performance-oriented). Dengan kata lain, regulasi kita telah mengarahkan agar kita berubah dari tadinya lebih menekankan pada pengendalian administratif ( administrative control ) menjadi lebih menekankan pada pengendalian hasil ( results control ). Namun, nyatanya, masih banyak yang ragu-ragu dan mempertanyakan apakah kita mesti lebih berorientasi pada peraturan atau lebih berorientasi pada kinerja  (Hartanto, 2018) . Keraguan terkait orientasi tersebut konsisten dengan keluhan beberapa kali Presiden Joko Widodo ketika melihat perilaku birokrasi kita. Ber kal -kali ia telah menyatakan bahwa organisasi sektor publik di Indonesia (baca: instansi pemerintah) kebanyakan menggunakan sumber dayanya ( resources ) ...

KENAPA SPBU PETRONAS GAGAL BERBISNIS DI INDONESIA?

Muncul publikasi di media tentang ditutupnya SPBU Petronas di Indonesia. Akhirnya, perusahaan unggul milik pemerintah Malaysia ini hengkang juga dari Indonesia. Sebenarnya, saya telah lama melihat keanehan SPBU Petronas ini. Setiap saya melewatinya, bisa dibilang hampir-hampir tidak ada pengunjungnya. Keanehan kedua, menurut saya, pemilihan lokasinya yang tidak tepat. Hal ini berbeda sekali dengan SPBU Shell. Walaupun harganya mahal mengikuti harga minyak dunia, SPBU milih Belanda ini masih memiliki pengunjung yang lumayan. Salah satu sebabnya adalah pemilihan lokasi yang tepat. Saya menjadi bertanya, kenapa perusahaan sekaliber Petronas bisa salah menempatkan SPBU-nya di Indonesia. Anehnya, Petronas dengan semangat langsung memasang jumlah pompa yang banyak. Bandingkan dengan SPBU Shell yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan pasar. Saya menduga ada 2 penyebab kesalahan strategi Petronas tersebut. Keduanya terkait perencanaan masuk ke pasar. Dugaan pertama saya, Petronas salah ...

INOVASI PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DENGAN QR CODE

Bagi pemerintah daerah, program efisiensi anggaran Presiden Prabowo telah memberikan tekanan yang keras. Mereka harus segera mampu membiayai sendiri pembangunan daerahnya masing-masing.  Jika mereka ingin tetap   bertahan ( sustain ) ke depan, mereka tidak bisa lagi bekerja dengan sistem ataupun kultur lama. Mereka harus segera berubah.  Untuk membiayai sendiri pembangunan daerah, mereka harus melakukan berbagai inovasi yang akan memungkinkan kemandirian fiskal daerah.  Jika hal itu tidak dilakukan, tentu Presiden Prabowo bisa memilih alternatif lain, seperti melakukan penggabungan ( merger ) pemerintah daerah yang tidak mandiri secara fiskal.  Sebab, dengan perubahan yang cepat di tingkat global, tidaklah mungkin jika ke depannya Pemerintah Pusat masih mempertahankan pemerintah daerah yang tidak mampu membiayai gaji dan tunjangan pegawainya secara mandiri. Hal ini sudah begitu membebani anggaran Pemerintah Pusat. Agar bisa bertahan dan mempunyai kemandiria...