Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Berkunjung ke Pulau Tidung

Pulau Tidung Tanggal 25 Desember 2012 lalu saya sempat berkunjung ke Pulau Tidung. Kunjungan ini sebenarnya merupakan kunjungan yang tidak direncanakan. Secara kebetulan ada keluarga yang mengajak ke pulau tersebut. Secara sekilas saya juga pernah mendengar pengembangan pariwisata di Pulau Tidung dari sebuah radio. Bahkan, ada twitternya. Pariwisata yang digalakkan ke Pulau Tidung adalah pariwisata berbasis komunitas. Artinya, kita sebagai turis menginap di rumah warga sekitar. Tadinya, saya tidak membayangkan akan seperti apa tinggal di rumah warga. Rupanya, sudah banyak rumah warga yang dimodifikasi agar bisa dinikmati oleh para turis. Perjalanan ke Pulau Tidung dengan kapal kecil dari Muara Karang menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Harga tiket kapal Rp40 ribu per orang. Kalau ingin cepat, kita bisa juga menggunakan jet foil, tetapi berangkat dari Marina Ancol dengan tiket sekitar Rp240 ribu per orang. Waktunya sangat pendek, sekitar satu jam. Suasana di dalam kapa

Memperluas Reformasi Pengadaan Nasional

Tanggal 27 Desember 2012 saya berkesempatan mengikuti diskusi terbatas. Diskusi ini dilaksanakan atas kerja sama Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP) bekerja sama dengan Partnership for Governance Reform . Peserta diskusi ini umumnya adalah orang-orang hebat di dunia TI, seperti Onno W. Purbo, Betty Alisyahbana, Gildas, dan lainnya. Ada juga dari birokrat, seperti Inu dari Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), Bambang Heru dari Kementerian Kominfo, Dwi Atmaji dari Bappenas. Dari LKPP sendiri diikuti secara lengkap oleh jajaran pimpinannya. Fokus diskusi adalah perumusan arah pengadaan nasional ke depan. Banyak masukan berarti dari para pakar. Masukan dari saya sederhana saja, bagaimana agar reformasi pengadaan yang bisa dibilang sudah mulai terasa hasilnya dengan Layananan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) diekspansi ke reformasi aspek lainnya. Sangat sayang sekali jika potensi yang ada tidak diarahkan ke sana. Sementara itu, bisa dibilang inilah program reformasi yang bersifat

Kebiasaan Buruk Rapat

Dengan perkembangan teknologi saat ini, kita sering tidak sadar bagaimana menggunakan teknologi yang tepat pada saat rapat. Sebagai contoh, pengunaan notebook. Kita sering menjumpai peserta rapat yang sibuk dengan gadget -nya masing-masing. Bahkan, di banyak daerah, saya melihat ketika pimpinan memberikan pengarahan pun banyak peserta yang asyik dengan notebook -nya masing-masing. Bagi pimpinan yang tidak mengetahui penggunaan teknologi informasi yang tepat, mereka berberfikir bahwa anak buahnya itu sedang mencatat arahannya. Padahal, tidaklah demikian. Mereka sedang asyik mengakses internet atau mengerjakan hal lain yang tidak terkait langsung dengan topik rapat. Atau bahkan merupakan pengalihan dari ketidaktertarikan mereka dengan arahan pimpinan. Pada lingkungan kerja saat ini, memang multi-tasking adalah hal yang tidak terhindarkan. Teknologi memungkinkan manusia mengerjakan banyak hal pada waktu yang sama. Buruknya, kualitas kerja pun menjadi kurang diperhatikan. Manusia ban